Minggu, 09 Juni 2019
H. Hannan Putra, Lcpengumuman
Sehubungan dengan jadwal masuk asrama Insan Cendekia Mandiri (ICM) Boarding School dan Insan Cendekia Boarding School (ICBS) secara serentak pada Hari Ahad 14 Juli 2019, maka berikut kami lampirkan perlengkapan dan hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk masuk asrama. Bisa di download disini
Senin, 01 April 2019
H. Hannan Putra, Lcpengumuman
Pengumuman Kelulusan Hasil Tes Insan Cendekia Mandiri T.A 2019/2020
Pengumuman dapat di klik di sini atau tautan link berikut
Kamis, 21 Februari 2019
H. Hannan Putra, LcBerita
5 Alasan Memilih Insan Cendekia Mandiri
Pembukaan kampus baru Insan Cendekia Mandiri di tahun ajaran 2019/2020 ini menjadi perbincangan bagi calon santri dan wali murid. Akankah kampus baru ini punya kualitas dan fasilitas yang mumpuni? Sehingga para orang tua merasa nyaman dan tenang melepas anak-anak mereka menuntut ilmu. Berikut 5 kelebihan kampus Insan Cendekia Mandiri yang membuatnya patut diunggulkan.
1. Tenaga Pendidik Terbaik.
Pimpinan Insan Cendekia Mandiri, Ustadz H Hannan Putra Lc MA yang juga sebagai pendiri ICBS dikenal memiliki banyak pengalaman sebagai praktisi pendidikan. Di bidang keilmuan, beliau termasuk pakar di bidang parenting dan pendidikan keluarga muslim. Background pendidikan beliau sebagai lulusan Universitas Al-Azhar Mesir juga menjadikan beliau sebagai rujukan ilmu di tengah-tengah masyarakat. Beliau mengetuai Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Payakumbuh, pengelola Riset dan Kajian Keislaman Al-Azhar, dan juga menjadi salah satu pakar yang meneliti sejarah Islam.
Di samping itu, Kepala sekolah SMP Insan Cendekia Mandiri, Ustadz H Muhammad Jamil Bakri Lc yang tak lain adalah Pimpinan/ Penanggungjawab Komplek ICBS Harau. Alumnus Universitas Al-Azhar Mesir ini terbiasa mengelola seribu lebih santri yang berada di bawah asuhannya. Sekarang, sang ustadz dipercaya untuk mengepalai SMP Insan Cendekia Mandiri yang hanya ratusan santri dengan harapan bisa menonjolkan kualitas yang lebih dari apa yang dipimpin oleh beliau sebelumnya.
Para guru dan pembina yang ditempatkan di Insan Cendekia Mandiri juga berasal dari guru-guru terbaik yang telah berpengalaman di ICBS. Selain itu, guru-guru mendapatkan pelatihan kependidikan secara berkala. Sehingga mereka mempunyai visi dan arah yang sama dalam mendidik santri.
Para pendidik yang masih muda-muda dan enerjik juga menjadi satu keunggulan dalam mendidik santri. Mereka lebih mudah membaur dengan santri, punya semangat muda, serta energi yang jauh lebih besar.
2. Fasilitas yang Lebih.
Kampus Insan Cendekia Mandiri punya beberapa keistimewaan. Diantaranya, ruang kelas yang ber AC sehingga membuat para santri nyaman menuntut ilmu. Fasilitas ini yang jarang didapatkan pesantren/ sekolah lain. Namun kami memandang fasilitas ini perlu dan layak bagi para santri mengingat cuaca siang yang kurang representatif.
Di samping itu, ada renovasi gedung kampus yang menyeluruh. Sehingga para santri yang masuk tahun ini akan menempati gedung baru, bukan bekas dari kakak kelas mereka. Sarana olahraga juga menjadi hal penting bagi santri putra. Maka pengadaan lapangan futsal, basket, bulu tangkis, dan area outbond menjadi satu keharusan. Insya Allah akan ada di Kampus Insan Cendekia Mandiri.
3. Program Excelent yang sudah Teruji.
Kurikulum dan Model Pendidikan yang diterapkan di Insan Cendekia Mandiri diharapkan lebih tepat sasaran karena sudah teruji sebelumnya di Kampus ICBS. Di samping kurikulum SMP yang sudah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan, ada tambahan kurikulum kepesantrenan yang bertujuan membentuk kepribadian santri. Baik dari segi akhlak, kemandirian, keuletan, kebersahajaan, cerdas dalam bersosial dan mengelola emosi, dan sebagainya. Sehingga bisa melahirkan generasi yang bisa mengusung peradaban di masa mendatang.
Pengembangan bakat dan minat santri juga menjadi hal yang sangat diperhatikan. Karena terbatasnya ruang kelas untuk mengembangkan potensi santri, mereka bisa mengembangkan diri melalui lifeskill, ekstrakurikuler, dan program-program lainnya seperti; Student Day, Market Day, Profession Day, Leadership Training, Khidmah Ijtima'iyyah, Muhadharah, dan sebagainya.
Spesialnya, dengan jumlah santri yang masih sedikit, diharapkan program-program tersebut bisa berjalan lebih optimal. Karena bagaimanapun jua, kuantitas tidak akan pernah berbanding lurus dengan kualitas.
4. Lingkungan yang Asri dan Nyaman.
Walau tidak seindah Kampus ICBS Harau, Kampus Insan Cendekia Mandiri tak kalah nyaman dan asrinya. Malah kalau soal ketenangan, Kampus Insan Cendekia Mandiri lebih tenang karena tidak dibisingkan oleh para turis dan wisatawan. Kampus yang berada di lingkungan persawahan yang alami dan sejuk ini tentu membantu proses belajar. Karena suasana yang kondusif membuat otak menjadi rileks dan nyaman.
5. Lokasi yang Lebih Strategis.
Kampus Insan Cendekia Mandiri berada dekat dari Jalan lintas Payakumbuh - Pekan Baru. Tak sampai satu Kilometer masuk melalui jalan Gajah Mada berjalur dua ke arah Payobasung dari Simpang Tanjung Anau. Jalan yang besar menjadikan kampus ini terhindar dari kemacetan. Hal ini tentu mempermudah akses orang tua di hari penjemputan anak yang tak perlu bermacet-macet di jalan.
1. Tenaga Pendidik Terbaik.
Pimpinan Insan Cendekia Mandiri, Ustadz H Hannan Putra Lc MA yang juga sebagai pendiri ICBS dikenal memiliki banyak pengalaman sebagai praktisi pendidikan. Di bidang keilmuan, beliau termasuk pakar di bidang parenting dan pendidikan keluarga muslim. Background pendidikan beliau sebagai lulusan Universitas Al-Azhar Mesir juga menjadikan beliau sebagai rujukan ilmu di tengah-tengah masyarakat. Beliau mengetuai Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Payakumbuh, pengelola Riset dan Kajian Keislaman Al-Azhar, dan juga menjadi salah satu pakar yang meneliti sejarah Islam.
Di samping itu, Kepala sekolah SMP Insan Cendekia Mandiri, Ustadz H Muhammad Jamil Bakri Lc yang tak lain adalah Pimpinan/ Penanggungjawab Komplek ICBS Harau. Alumnus Universitas Al-Azhar Mesir ini terbiasa mengelola seribu lebih santri yang berada di bawah asuhannya. Sekarang, sang ustadz dipercaya untuk mengepalai SMP Insan Cendekia Mandiri yang hanya ratusan santri dengan harapan bisa menonjolkan kualitas yang lebih dari apa yang dipimpin oleh beliau sebelumnya.
Para guru dan pembina yang ditempatkan di Insan Cendekia Mandiri juga berasal dari guru-guru terbaik yang telah berpengalaman di ICBS. Selain itu, guru-guru mendapatkan pelatihan kependidikan secara berkala. Sehingga mereka mempunyai visi dan arah yang sama dalam mendidik santri.
Para pendidik yang masih muda-muda dan enerjik juga menjadi satu keunggulan dalam mendidik santri. Mereka lebih mudah membaur dengan santri, punya semangat muda, serta energi yang jauh lebih besar.
2. Fasilitas yang Lebih.
Kampus Insan Cendekia Mandiri punya beberapa keistimewaan. Diantaranya, ruang kelas yang ber AC sehingga membuat para santri nyaman menuntut ilmu. Fasilitas ini yang jarang didapatkan pesantren/ sekolah lain. Namun kami memandang fasilitas ini perlu dan layak bagi para santri mengingat cuaca siang yang kurang representatif.
Di samping itu, ada renovasi gedung kampus yang menyeluruh. Sehingga para santri yang masuk tahun ini akan menempati gedung baru, bukan bekas dari kakak kelas mereka. Sarana olahraga juga menjadi hal penting bagi santri putra. Maka pengadaan lapangan futsal, basket, bulu tangkis, dan area outbond menjadi satu keharusan. Insya Allah akan ada di Kampus Insan Cendekia Mandiri.
3. Program Excelent yang sudah Teruji.
Kurikulum dan Model Pendidikan yang diterapkan di Insan Cendekia Mandiri diharapkan lebih tepat sasaran karena sudah teruji sebelumnya di Kampus ICBS. Di samping kurikulum SMP yang sudah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan, ada tambahan kurikulum kepesantrenan yang bertujuan membentuk kepribadian santri. Baik dari segi akhlak, kemandirian, keuletan, kebersahajaan, cerdas dalam bersosial dan mengelola emosi, dan sebagainya. Sehingga bisa melahirkan generasi yang bisa mengusung peradaban di masa mendatang.
Pengembangan bakat dan minat santri juga menjadi hal yang sangat diperhatikan. Karena terbatasnya ruang kelas untuk mengembangkan potensi santri, mereka bisa mengembangkan diri melalui lifeskill, ekstrakurikuler, dan program-program lainnya seperti; Student Day, Market Day, Profession Day, Leadership Training, Khidmah Ijtima'iyyah, Muhadharah, dan sebagainya.
Spesialnya, dengan jumlah santri yang masih sedikit, diharapkan program-program tersebut bisa berjalan lebih optimal. Karena bagaimanapun jua, kuantitas tidak akan pernah berbanding lurus dengan kualitas.
4. Lingkungan yang Asri dan Nyaman.
Walau tidak seindah Kampus ICBS Harau, Kampus Insan Cendekia Mandiri tak kalah nyaman dan asrinya. Malah kalau soal ketenangan, Kampus Insan Cendekia Mandiri lebih tenang karena tidak dibisingkan oleh para turis dan wisatawan. Kampus yang berada di lingkungan persawahan yang alami dan sejuk ini tentu membantu proses belajar. Karena suasana yang kondusif membuat otak menjadi rileks dan nyaman.
5. Lokasi yang Lebih Strategis.
Kampus Insan Cendekia Mandiri berada dekat dari Jalan lintas Payakumbuh - Pekan Baru. Tak sampai satu Kilometer masuk melalui jalan Gajah Mada berjalur dua ke arah Payobasung dari Simpang Tanjung Anau. Jalan yang besar menjadikan kampus ini terhindar dari kemacetan. Hal ini tentu mempermudah akses orang tua di hari penjemputan anak yang tak perlu bermacet-macet di jalan.
Senin, 18 Februari 2019
H. Hannan Putra, LcBerita
Berkenalan dengan Pimpinan Pesantren Insan Cendekia Mandiri
H. Hannan Putra, Lc, MA, Lahir di kota kecil Payakumbuh 9 Maret 1986. Tumbuh di keluarga sederhana dan religi. Sejak kecil sudah tampak kecintaannya belajar ilmu agama. Ketika duduk di kelas 4 SD, ia sudah memberi wirid ceramah Ramadhan. Lepas SMP, ia sudah dipercaya memberi Khutbah Idul Fitri di Pesantren Al-Kautsar Tanjung Pati. Ia juga kerap diistilahkan sebagai pewaris darah sang kakek Almarhum Buya Nashruddin Jarun yang merupakan ulama besar dari Sumatera Tengah di zaman kolonial Belanda.
Selepas menamatkan pendidikannya di MAN 2/ MAKN Payakumbuh tahun 2004, Hannan muda mendapat beasiswa untuk melanjutkan studi ke Universitas Al-Azhar Mesir. Ia memilih untuk tinggal di kota kecil Tafahna Al-Asyraf yang jauh dari hiruk-pikuk ibukota Kairo. Tujuannya, agar ia lebih fokus untuk menimba ilmu dari ulama setempat.
Selain menuntut ilmu di bangku kuliah, ia juga berguru dengan ulama-ulama Mesir. Diantara ulama terkenal yang pernah ia datangi untuk menuntut ilmu seperti; Syaikh Wahid Abdussalam Bali (murid Syaikh Bin Baz dan Al-Utsaimin, penemu metode Ruqyah Syar'iyah), Syaikh Majdi Arafat (ahli hadis terkemuka di Mesir), Syaikh Abdul Badi' (guru besar Fakultas Syariah Universitas Al-Azhar Mesir), dan ulama-ulama terkenal lainnya.
Di samping bertalaqqi, ia juga digembleng seorang ulama kondang asal negeri Tafahna, Syaikh 'Imad Abu Abdillah yang setiap hari terus mengoreksi dan menerima setoran hafalan Al-Qurannya. Syaikh yang dikenal keras namun penyayang inilah yang mengawal hafalan Al-Qurannya hingga tiga tahun lamanya.
Di usia yang sangat muda, ia berangkat ke tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji. Selepas haji, ustadz muda yang masih 19 tahun itu juga menuntut ilmu di Masjidil Haram sembari bekerja.
Mendirikan Pesantren Insan Cendekia Boarding School (ICBS) Payakumbuh
Sepulang dari Mesir tahun 2009, warga Payakumbuh telah melekatkan panggilan Buya Muda pada dirinya. Sebagaimana kebanyakan para muballigh yang pulang kuliah, ia banyak diminta mengisi wirid pengajian di masjid-masjid. Bahkan diminta mengajar TPA/ TPSA di Masjid Baiturrahim Padang Kaduduk.
Dari sanalah bermula ide membuat sekolah bersama Ustadz H Ahmad Maududi Lc MA. Gedung TPA/ TPSA tersebut akhirnya dikontrak dan didirikan Pesantren Terpadu Insan Cendekia Boarding School (ICBS) Payakumbuh. Berikut surau/ mushalla tak terpakai direnovasi dan dijadikan asrama putra. Berdirilah ICBS di awal Maret 2010.
Selain mengelola pesantren sebagai kepala sekolah termuda di Sumatera Barat, Ustadz muda ini masih terus aktif mengisi wirid pengajian di masjid dan radio. Tak lama setelah itu, ia pun mendirikan radio syariah dan dakwah pertama di kota Payakumbuh.
Melanjutkan Pendidikan dan Menjadi Jurnalis
Setahun setelahnya, ustadz muda yang selalu mengaku kurang ilmu tersebut menerima tawaran beasiswa untuk melanjutkan pendidikan pascasarjana di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sembari berkuliah, ia terus aktif berdakwah melalui tulisan dan radio. Saat itu, tulisannya kerap menyita perhatian cendekiawan muslim di media online dan cetak. Akhirnya, tahun 2011 ia diminta bergabung dengan salah satu surat kabar Islam terbesar, Republika.
Selama menjadi jurnalis di Koran Nasional Republika, ia sudah malang melintang ke berbagai daerah di tanah air. Ustadz muda yang pernah menerbangkan pesawat ini juga pernah dikirim ke pedalaman Papua. Tulisannya tentang Pesantren Walesi yang berada di kaki gunung Jaya Wijaya mendapat apresiasi banyak pihak. Hingga Menteri Pendidikan di era SBY, Muhammad Noeh pun tergerak untuk berkunjung ke pesantren tersebut.
Hingga saat ini, tulisannya di Rubrik Dialog Jumat (terbit setiap hari Jumat di Koran Republika) yakni di kolom Fatwa, Fiqh Muslimah, Uswah, Wawancara, Tuntunan, Ensiklopedi Islam, dan kolom-kolom kajian Islam lainnya masih tetap bisa dinikmati pembaca setianya. Berdua dengan Imam Besar Istiqlal Jakarta Prof Dr Nasaruddin Umar, ia terus berdiskusi tentang bahan-bahan yang akan mereka tulis di Rubrik Dialog Jumat.
Para Kiai di pesantren-pesantren Jawa serta beberapa Guru Besar dari Perguruan Tinggi Islam pernah memberikan apresiasi secara khusus atas tulisan-tulisan sang ustadz. Tulisan-tulisan beliau di Republika pun kerap menjadi objek penelitian dari skripsi para mahasiswa.
Kembali ke Kota Payakumbuh
Awal tahun 2014,Ustadz Hannan diminta pulang dan kembali untuk mengurus Pesantren Terpadu Insan Cendekia Payakumbuh yang ia dirikan dulu. Dengan jabatan sebagai Wakil Pimpinan Pesantren, ia kembali mengurus santri dan aktif memberikan kajian-kajian di masyarakat.
Setelah mengurus pesantren dengan santri yang hampir seribu orang ketika itu, ia pun mengakhiri masa lajangnya dengan mempersunting seorang putri Minang, Aulia Tivani dan kemudian dianugrahi sepasang buah hati Hunaina Aufa Iltizama (putri, 4 tahun) dan Abdurrahman al-Hannan (putra, 4 bulan).
Kajian-kajian sang Ustadz saat ini banyak mengusung tentang pola pendidikan anak di dalam Islam. Hal ini didasarkan background aktivitas beliau yang juga seorang pimpinan pesantren.
Kajian-kajian tafsir tematiknya juga sangat diminati dan ditunggu-tunggu masyarakat. Konsep dakwah yang selalu didengungkannya "mengajak kepada luasnya Islam bukan kepada sempitnya golongan".
Aktivitas lainnya, selain diamanahkan sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Kota Payakumbuh, ia juga mendirikan Al-Azhar Centre, sebuah Yayasan yang membidangi riset dan kajian-kajian KeIslaman.
Yayasan ini beranggotakan alumnus Universitas Al-Azhar Mesir, yakni teman sama-sama berkuliah dengannya dahulu. Ia juga diminta sebagai pembimbing Travel Umrah Al-Azhar Islamic Tour (AIT) dengan ciri khasnya sendiri, yakni "Umrah Sirah Nabawiyah". Sesuai dengan bidang beliau, yakni peniliti dan pakar dengan sejarah Islam.
Blog: www.kajian.icbspayakumbuh.sch.id/
facebook : www.facebook.com/hannanputra
Email: mrhannanputra@gmail.com
instagram/ twitter: @hannanputra
Selepas menamatkan pendidikannya di MAN 2/ MAKN Payakumbuh tahun 2004, Hannan muda mendapat beasiswa untuk melanjutkan studi ke Universitas Al-Azhar Mesir. Ia memilih untuk tinggal di kota kecil Tafahna Al-Asyraf yang jauh dari hiruk-pikuk ibukota Kairo. Tujuannya, agar ia lebih fokus untuk menimba ilmu dari ulama setempat.
| Bersama Dubes Qatar |
Di samping bertalaqqi, ia juga digembleng seorang ulama kondang asal negeri Tafahna, Syaikh 'Imad Abu Abdillah yang setiap hari terus mengoreksi dan menerima setoran hafalan Al-Qurannya. Syaikh yang dikenal keras namun penyayang inilah yang mengawal hafalan Al-Qurannya hingga tiga tahun lamanya.
| Bersama anak-anak pedalaman saat dikirim ke Walesi Papua |
Mendirikan Pesantren Insan Cendekia Boarding School (ICBS) Payakumbuh
Sepulang dari Mesir tahun 2009, warga Payakumbuh telah melekatkan panggilan Buya Muda pada dirinya. Sebagaimana kebanyakan para muballigh yang pulang kuliah, ia banyak diminta mengisi wirid pengajian di masjid-masjid. Bahkan diminta mengajar TPA/ TPSA di Masjid Baiturrahim Padang Kaduduk.
Dari sanalah bermula ide membuat sekolah bersama Ustadz H Ahmad Maududi Lc MA. Gedung TPA/ TPSA tersebut akhirnya dikontrak dan didirikan Pesantren Terpadu Insan Cendekia Boarding School (ICBS) Payakumbuh. Berikut surau/ mushalla tak terpakai direnovasi dan dijadikan asrama putra. Berdirilah ICBS di awal Maret 2010.
| Membina Remaja Masjid dan Pemuda di Kota Payakumbuh |
Melanjutkan Pendidikan dan Menjadi Jurnalis
Setahun setelahnya, ustadz muda yang selalu mengaku kurang ilmu tersebut menerima tawaran beasiswa untuk melanjutkan pendidikan pascasarjana di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sembari berkuliah, ia terus aktif berdakwah melalui tulisan dan radio. Saat itu, tulisannya kerap menyita perhatian cendekiawan muslim di media online dan cetak. Akhirnya, tahun 2011 ia diminta bergabung dengan salah satu surat kabar Islam terbesar, Republika.
| Kerjasama kepesantrenan dengan Sekolah Unggulan Mayasia |
Hingga saat ini, tulisannya di Rubrik Dialog Jumat (terbit setiap hari Jumat di Koran Republika) yakni di kolom Fatwa, Fiqh Muslimah, Uswah, Wawancara, Tuntunan, Ensiklopedi Islam, dan kolom-kolom kajian Islam lainnya masih tetap bisa dinikmati pembaca setianya. Berdua dengan Imam Besar Istiqlal Jakarta Prof Dr Nasaruddin Umar, ia terus berdiskusi tentang bahan-bahan yang akan mereka tulis di Rubrik Dialog Jumat.
| Lokasi ICBS Harau sebelum di bangun. Dari kiri;
Ustadz Hannan, Ustadz Ahmad Maududi, Syaikh Ahmad (Ketua WAMY Asia Pasific), Ustadz Aang Suandi (Ketua WAMY Indonesia). |
Para Kiai di pesantren-pesantren Jawa serta beberapa Guru Besar dari Perguruan Tinggi Islam pernah memberikan apresiasi secara khusus atas tulisan-tulisan sang ustadz. Tulisan-tulisan beliau di Republika pun kerap menjadi objek penelitian dari skripsi para mahasiswa.
Kembali ke Kota Payakumbuh
Awal tahun 2014,Ustadz Hannan diminta pulang dan kembali untuk mengurus Pesantren Terpadu Insan Cendekia Payakumbuh yang ia dirikan dulu. Dengan jabatan sebagai Wakil Pimpinan Pesantren, ia kembali mengurus santri dan aktif memberikan kajian-kajian di masyarakat.
Setelah mengurus pesantren dengan santri yang hampir seribu orang ketika itu, ia pun mengakhiri masa lajangnya dengan mempersunting seorang putri Minang, Aulia Tivani dan kemudian dianugrahi sepasang buah hati Hunaina Aufa Iltizama (putri, 4 tahun) dan Abdurrahman al-Hannan (putra, 4 bulan).
| Ustadz Hannan bersama mejelis guru ICBS Payakumbuh |
Kajian-kajian sang Ustadz saat ini banyak mengusung tentang pola pendidikan anak di dalam Islam. Hal ini didasarkan background aktivitas beliau yang juga seorang pimpinan pesantren.
Kajian-kajian tafsir tematiknya juga sangat diminati dan ditunggu-tunggu masyarakat. Konsep dakwah yang selalu didengungkannya "mengajak kepada luasnya Islam bukan kepada sempitnya golongan".
Aktivitas lainnya, selain diamanahkan sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Kota Payakumbuh, ia juga mendirikan Al-Azhar Centre, sebuah Yayasan yang membidangi riset dan kajian-kajian KeIslaman.
| Memberikan ta'lim Kajian Kepesantrenan kepada santri |
| Bersama Ustadz Adi Hidayat di Kampus ICBS Harau |
Blog: www.kajian.icbspayakumbuh.sch.id/
facebook : www.facebook.com/hannanputra
Email: mrhannanputra@gmail.com
instagram/ twitter: @hannanputra
Sabtu, 16 Februari 2019
H. Hannan Putra, Lcpengumuman
Informasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) t.a 2019/2020 Pesantren Insan Cendekia Mandiri Boarding School Payakumbuh
Pendaftaran : 10 Januari s/d 20 Maret
Seleksi : 24 Maret 2019
Pengumuman Lulus : 31 Maret 2019
Daftar Ulang : 1 April s/d 10 April 2019
Materi Tes :
Lisan : Bacaan & Hafalan Qur'an, pengetahuan keislaman, psikotes.
Tulisan : Matematika, PAI, IPA terpadu
Wawancara Orang Tua
Tempat Seleksi : Kampus ICBS Padang Kaduduk, Jl. RA Kartini Kel Tigo Koto Diateh Kec Payakumbuh Utara Kota Payakumbuh.
Informasi Hubungi :
Kepala Sekolah, Ustadz H. M. Jamil Bakri, Lc ; 082386861026
www.insancendekiamandiri.id/
Senin, 04 Februari 2019
H. Hannan Putra, Lcpengumuman
Informasi dan Pendaftaran
Informasi dan Pendaftaran
Bisa menghubungi
0852-6322-2309
(Pimpinan, Ustadz H. Hannan Putra, Lc, MA)
0823-8686-1026
(Kepala Sekolah, Ustadz H. M. Jamil Bakri, Lc)
0852-6383-4945
(Bendahara, Ustadzah Melya Isda Sari, S.Pd)
Sabtu, 02 Februari 2019
H. Hannan Putra, LcBerita
Seleksi Calon Siswa dengan 2 Ribu Peserta
Insan Cendekia Boarding School (ICBS) Payakumbuh gelar seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Minggu (26/1). Lebih dari 2000 calon siswa ikuti seleksi pesantren yang diasuh Ustaz Ahmad Maududi dan dipimpin Ustaz Roni Patihan itu. Akibatnya Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota (Luak Limopuluah) diserbu ribuan pengunjung sejak Sabtu siang, (25/1).
“Memang sekitar 80% calon siswa kami berasal luar daerah dari seluruh Indonesia dan mancanegara seperti dari Australia, Malaysia, Jepang, dan seterusnya. Kalau calon siswanya saja lebih 2000 berarti daerah kita ini setidaknya dikunjungi 4000 sampai 5000 orang pada akhir pekan ini, ditambah dengan orang tua maupun keluarga calon siswa masing-masing,” ujar Kepala SMP IT ICBS Payakumbuh Ustaz Eddi Rusydi Arrasyidi, Minggu (27/1).
Pantauan humas ICBS, memang sejak Sabtu sore hingga malam, pusat Kota Payakumbuh terlihat ramai. Kuliner di sepanjang Jalan Soekarno-Hatta sesak oleh pengunjung. Beberapa hotel dan penginapan di Kota Payakumbuh penuh oleh orang tua/wali bersama calon siswa yang akan mengikuti seleksi ICBS. Bahkan homestay di kawasan Lembah Harau banyak yang penuh oleh keluarga calon siswa.
Selain sektor kuliner dan penginapan, kehadiran PPDB ICBS juga memberikan berkah tersendiri kepada para pedagang busana muslim di Pasar Payakumbuh. “Pokoknya setiap ada program ICBS, alhamdulillah omzet kami naik,” ujar pemilik toko Shafa Marwah Pusat Oleh-oleh Haji dan Umrah, H. Nasrul Nany.
Dengan demikian, kehadiran ICBS turut berkontribusi menghidupkan ekonomi Payakumbuh dan Limapuluh Kota termasuk sektor pariwisata kedua daerah. “Tentunya semoga bisa menambah PAD kedua daerah,” ucap Ustaz Eddi.
Sementara itu, karena membludaknya pendaftar ICBS yang kenaikannya mencapai 100% dibandingkan tahun lalu, maka seleksi PPDB ICBS 2019 dibagi menjadi dua lokasi. “Lokasi pertama di kampus ICBS Harau untuk 1448 calon siswa SMP dan di kampus ICBS Padang Kaduduak untuk 644 calon siswa SMA seleksinya,” tutur Ustaz Eddi
Ustaz Eddi menjelaskan, seleksi PPDB terdiri dari seleksi akademik, seleksi bacaan dan hafalan Qur’an, serta seleksi wawancara. “Seleksi akademik berupa tes tertulis meliputi pelajaran umum seperti matematika, IPA, IPS, dan bahasa,” ucapnya.
Sedangkan wawancara lebih kepada psikotest dan kesiapan mentalnya untuk tinggal di asrama serta berpisah dengan orang tua. “Orang tuanya juga kami wawancarai terkait dengan komitmen dan kepeduliannya terhadap pendidikan anaknya,” tutur Alumni IAIN Batusangkar itu.
Sementara itu, Wali Kota Payakumbuh Riza Falepi mengapresiasi keberadaan ICBS beserta program-programnya. Menurutnya, selain ICBS mendukung program-program keagamaan Pemko seperti Payakumbuh Menghafal, Payakumbuh Mengaji, Pesantren Ramadhan, dan Program Akhlak Mulia, ICBS juga turut berkontribusi secara ekonomi terhadap masyarakat Payakumbuh.
“Payakumbuh itu sering bikin iven agar banyak pengunjung sehingga perputaran uang akibat iven itu cukup besar. Nanti masyarakat juga yang akan menikmatinya. Nah ini, dengan adanya ICBS, tanpa ada iven dari pemko, Payakumbuh jadi ramai. Untuk itu, tentu Pemko berterima kasih kepada ICBS,” ujar Riza yang juga menjabat dewan pembina pesantren terfavorit di Sumbar itu.
Langganan:
Komentar (Atom)









